Selasa, 20 April 2010

Mikirin negara, rakyat?

Indonesiaku ini negara yang biasa-biasa aja, alamnyapun sama seperti kebanyakan negara lain, cuma kebetulan saja berada di jalur katulistiwa, jadi bisa buat dijadiin bangga-banggaan.. ehmmm.

Kalo liat potensi alamnya sih gak kaya-kaya amat, kandungan minyak... masih kalah sama negara-negara arab sono, kualitas kerjanyapun masih jauh kalo dibanding-bandingin sama orang-orang jepang, trus kalo liat potensi olahraganya ... whmmmm apalagi, bola aja gak pernah masuh piala dunia.

Okelah ,,, apa ya yang bisa diunggulinnnn... kalo ngeliat pemerintahannya kayaknya gak ada yang mencolok, biasa-biasa aja, formalitas.

Ngeliat acara tivi suastanya juga ngeselin, kalo gak sinetron beritanya itu gak ada yang nyenengin, paling banter berita korupsi, lagi and lagi uuuuh

Gimana ya? aku jadi geli sendiri jadi orang Indonesia, mendingan jadi orang aja eh Indonesia juga boleh, apalagi kalo inget para pahlawan yang dulu getol banget belain negeri ini biar bisa merdeka, upsss tapi kalo mereka tahu bakalan kaya sekarang apa mungkin mereka mau berjuang mati-matian belain negeri ini yaa?

Anak ke-dua

Ahmad Muhammad Ziyaul Haq, itulah nama anakku yang kedua. Begitu hangat tatap matanya, sejuk dan menentramkan, nama yang indah dan terimakasihku untuk bapak mertua yang sudah berupaya daya memberikan nama yang terindah untuk buah hatiku.

Terpuji, mempunyai pujian sebagai perhiasan kebenaran, sebuah doa nustajab dari semesta, semoga kelak engkau akan dapat mewujudkannya anakku.

Rabu, 31 Maret 2010

Awal

Akhirnya terbuka juga pintu-pintu rizqi yang Allah janjikan itu, bergelut dengan peluh dan air mata bahkan tetesan darah selama tiga tahun itu tertebus sudah. Bongkahan hikmah yang tersembunyi perlahan dan sedikit demi sedikit terkuak dan setetes demi setetes dapat aku wadahi.

Ah rupanya kesabaran itu berbuah sangat manis, buahnya berbanding dengan payah dan dukanya.

Dan Segala syukur kucurahkan sepenuhnya kepada Ilahi yang telah membagi-bagi, bagiku dan semuanya.

Minggu, 16 Agustus 2009

Pengalaman Baru

Nyatanya benar pengalaman adalah guru yang paling baik. Pernyataan ini baru dapat aku tulis sekarang setelah satu bulan terakhir ini aku baru saja memetik buah dari pengalamanku itu. Sebuah pengalaman yang membuat mataku jadi terbuka. Sehingga apa yang menjadi anggapanku selama ini (berbagai beban dan pemberat hati) hilang seketika.

senyumlah tatkala anda berbicara..........

Mengapa harus tersenyum,....
ada apa dengan senyuman.

Begini loh ceritanya,

Managerku pada pekerjaanku yang sekarang (kalo boleh dibilang begitu) mengatakan "selalulah tersenyum tatkala berbicara pada klien". Hal ini aku paksakan saja awalnya hingga akhirnya menjadi kebiasaanku. Dan Alhamdulillah ternyata hasilnya luar biasa.

Setelah aku renungkan perkataan menagerku tadi dengan apa yang aku temui dibelakang hari rupanya senyum mengandung kekuatan yang besar, dengan tersenyum pada orang tatkala kita berbicara ada beberapa hal yang akan terjadi, yaitu :
1. Kita menguasai keadaan, hal ini otomatis terjadi karena mendahului tersenyum berarti
membauat lawan bicara kita sepadan, dan menenangkan hati kita.
2. Membangkitkan rasa percaya diri. Siapapun yang kita hadapi, tersenyumlah lebih dulu
kepadanya, niscaya kita akan mendapati diri kita mempunyai kepercayaan diri yang tinggi.

Rabu, 24 Juni 2009

Sahabat 1

Namanya Basar. Ikal rambutnya, hanya saja cara dia tertawa adalah ciri yang khas. Saat kali pertama aku bertemu dengannya tak terbayang kalo akhirnya dia akan menjadi sahabat yang begitu baik buatku. Seingatku yang pertama kali mengenalkan dia padaku adalah Si Shofa, dia adalah adik teman baikku. Perkenalan yang singkat namun membawa petualangan yang begitu pelik yang akan aku jalani bersamanya.

Hari terus saja berganti. Perjalanan waktu membawa kami melewati masa-masa yang indah. Seiring waktu lama kelamaan aku mulai mengenal dia lebih dalam. Mendalam perasaan ini sama seperti dia terhadapku. Sahabat maafkan aku jika kisah ini aku tulis.

Sepertinya jari ini tak mau meneruskan kisah ini, namun hati ingin sekali membuat sebuah goresan sekedar untuk mengabadikan kisah kita, kisah yang unik dan menyedihkan. Ah sahabat jika saja apa yang kita alami ini sebuah kisah (dan memang sebuah kisah)...

Engkau yang begitu dekat dengan perasaanku. Aku tak tahu apa yang membuatmu begitu setia kepadaku. Padahal aku bukanlah siapa-siapa, apa yang kau harapkan akhirnya terbukti juga tak ada membuahkan apa-apa selain perasaan getir yang begitu mendalam.

Basar, namamu saja begitu menyesakkan untuk aku ingat. Air mata ini terus saja aku jadikan perisai kesedihanku. perasaan yang kental dengan pemberontakan. Ingin aku berontak dengan andai saja, andai saja...

Barangkali sekarang kau sedang tertidur atau sedang menelpon seseorang seperti yang biasa engkau lakukan, aku tak tak tahu. Namun aku tak tahu kenapa aku ingin menulis sesuatu tentangmu saat ini. Barangkali karena sekarang teman sepertimu tak kujumpai di sampingku.

Ah sahabat...

Senin, 22 Juni 2009

Ringan saja

Pagi yang menyenangakan.bekerja itulah kebiasaanku yang satu-satunya. apapun aku anggap bekerja, menganggur? juga kata kerja. setidaknya demikian pendapatku.. (padahal mengutip kata Aa Gym...he.he..he)
oh iya lanjut deh...
kerjaku dulu sih enak tenan, dateng absen trus .......
check absensi isi manual daily attendance, trus . . . . .
malu juga rasanya jika aku ingat itu, . . kayaknya sering makan gaji buta.